Sadis! Seorang Balita Meninggal Disiksa Ibu Kandung dan Ayah Tirinya, Karena Kesal Korban Belum Bisa Bicara

Sadis! Seorang Balita Meninggal Disiksa Ibu Kandung dan Ayah Tirinya, Karena Kesal Korban Belum Bisa Bicara

Rabu, 28 Juni 2023, Juni 28, 2023

 


Redaksi.Jk - Sadis, seorang balita meninggal dunia setelah mendapat siksaan dari ibu kandung dan ayah tirinya.


Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Faisal Febrianto mengatakan, sebelum meninggal balita tersebut mengalami kekerasan hingga mendapatkan luka-luka serius.


"Untuk sementara hasil visum patah tangan dengan luka memar dan sundutan rokok. (Sundutan) di sebelah tangannya," kata Faisal kepada wartawan, Selasa (27/6/2023).


Ia diduga tewas akibat kekerasan yang dilakukan ibu kandung berinisial AZ dan ayah tiri berinisial D.


Anak tak bersalah itu dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, Sabtu (24/6/2023) dengan tubuh penuh luka.


Bayi itu disebut pertama kali datang ke rumah sakit pada Selasa (20/6/2023) dan langsung mendapatkan perawatan lantaran tubuhnya yang penuh luka.


Pada hari tewasnya R, terduga pelaku berinisial AZ dan D langsung ditangkap.


Kedua orangtuanya itu diduga menyiksa anaknya karena kesal.


Kesal karena anak belum bisa bicara


Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel Iptu Siswanto mengatakan, AZ dan D menyiksa R lantaran kesal anaknya itu mengidap speech delay atau keterlambatan berbicara.


"Ini dia (AZ dan D) kesal sama anaknya karena anaknya enggak bisa-bisa ngomong, speech delay," ucap Siswanto. Selasa (27/6/2023).


Lantaran kesal, ZA dan D menganiaya R yang mengakibatkan korban mengalami luka bakar serta lengan kanan patah tulang.


"Anaknya disundut, terus tangannya dipelintir sehingga lengannya patah dan anaknya diangkat-angkat dengan posisi kepalanya di bawah," ucap Siswanto.


Dianiaya selama tiga pekan



Berdasarkan pengakuan kedua pelaku, kata Siswanto, R dianiaya oleh kedua orangtuanya itu selama sekitar tiga pekan, yaitu sejak Juni 2023.


Dalam periode itu, AZ dan D memang tak melakukan penganiayaannya setiap hari. Namun, dapat dipastikan bahwa tindakan kekerasan lebih dari satu kali.


"Perbuatan itu dilakukan lebih dari sekali sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit itu tidak dalam kondisi usai dianiaya. Nah selama proses aniaya itu akhirnya si anak itu mengalami panas atau demam," ucap dia.


 Baru tiga bulan tinggal bersama



Menurut pemilik kontrakan bernama Ida, Balita laki-laki yang diduga tewas usai dianiaya orangtuanya sendiri di kawasan Rawa Buntu, Tangerang Selatan, baru tinggal tiga bulan di sana.


"Kalau bapak dan emaknya (korban) sudah dua tahun tinggal di sini. Sebelumnya itu anak memang sama bapak kandungnya," ucap Ida, Senin (26/6/2023).


Ida menyebutkan, R jarang diajak bersosialisasi dengan teman sebaya oleh AZ sejak tinggal di rumah kontrakannya. Ida mengaku tak mengetahui persis bagaimana peristiwa itu terjadi.


Ia mengaku tak mendengar keributan ataupun mengetahui penganiaya AZ dan D terhadap balitanya meski tempat tinggalnya berdekatan.


 Bohongi tetangga


AZ dan D diduga membohongi tetangga pada saat kejadian.


Saat itu, ucap Ida, pernah melihat orangtua R mengaku sempat mengantarkan korban ke rumah sakit.


Saat itu, kata Ida, ia ditelepon AZ untuk meminta tolong untuk mengantarkan R dari Puskesmas Rawa Buntu ke RSU Tangerang Selatan.


"Dia (AZ) bilang kalau anaknya sakit panas, sempat demam, terus pingsan. Itu pengakuan pelaku," kata Ida.


Ida sempat sempat menanyakan penyebab R pingsan.


Namun, AZ mengaku tak mengetahuinya.


Lebih lanjut, Ida mengaku tak mengetahui secara persis kondisi kesehatan R saat di antar ke rumah sakit.


Sebab, posisi R saat itu dalam pelukan AZ sehingga penglihatannya terbatas.


 "Kondisinya (R) saat itu masih hidup, masih aktif. Tapi saya enggak lihat kalau ada luka apa enggaknya, soalnya itu anak digendong sama emaknya," ucap Ida.



Sumber: tribunnews.com

TerPopuler